2 Agu 2011

Kisah Syekh Pertama dan Seekor Rusa

(Sambungan dari Kisah Saudagar Kaya dan Jin Ifrit) 


Kini dengarlah kisahku wahai Ifrit, tahukah kau bahwa rusa ini sebenarnya adalah sepupuku, dan juga istriku, dia adalah anak dari pamanku. Saat aku menikahinya, usianya baru 12 tahun. Dia merawatku bukan saja sebagai seorang saudara dan suami, tapi juga merawatku seperti ia merawat ayahnya sendiri.
Kami sudah menikah selama 30 tahun, tapi kami tidak dikaruniai anak. Meski begitu aku tetap menyayangi dan memperlakukannya dengan baik. Namun semakin hari keinginanku untuk memiliki anak semakin kuat, sehingga aku membeli seorang budak wanita dan darinya kami dikaruniai seorang anak laki-laki. Dia seorang bayi yang tampan. Dan ia adalah matahari dan bulan bagiku. Sejak saat itu rupanya istriku mulai cemburu. Dia sering melampiaskan kemarahannya kepada mereka saat aku tidak ada. Tapi ia tidak pernah memperlihatkan kecemburuannya di depanku! Dan alangkah bodohnya! Aku tidak pernah mencurigainya hingga semuanya terlambat.
Suatu hari saat anakku berusia 10 tahun aku memutuskan untuk melakukan perjalanan jauh yang akan menghabiskan waktu kurang lebih satu tahun. Aku meitipkan anakku dan budakku kepada istriku yang sampai detik itu aku percayai seratus persen. Kini istriku memiliki kesempatan untuk melampiaskan kebenciannya. Ia belajar ilmu sihir jahat kepada dukun tenung, dan saat ia sudah menguasainya, ia menyihir anakku menjadi seekor lembu dan ibunya menjadi seekor sapi lalu mengurungnya di kandang. Seorang gembala ditugaskan untuk merawatnya.
Ketika aku kembali, aku menanyakan anak dan budakku.
“Budakmu sudah mati!” katanya, “sudah dua bulan ini anakmu pergi meninggalkan rumah dan aku tidak pernah lagi mendengar kabarnya.”
Aku sangat sedih mendengar kematian budakku, tapi aku tetap berharap bahwa suatu hari anakku akan ditemukan. Delapan bulan pun berlalu tanpa ada berita tentang anakku. Kemudian tibalah hari Raya Qurban, dan aku memutuskan untuk melakukan Qurban. Maka aku pergi ke kandang dan meminta si gembala untuk membawakanku seekor sapi yang gemuk. Lalu si gembala membawa seekor sapi betina yang tiada lain adalah budakku. Sapi itu melenguh dan memberontak dengan sangat kuat. Saat aku hendak menyembelihnya, sapi itu menangis dan air matanya jatuh bercucuran sehingga aku tidak tega melihatnya. Aku hendak menyuruh si gembala membawa sapi itu pergi ddan menggantinya dengan yang lain, ketika istriku berkata, “Kenapa kau ini suamiku? Kenapa tidak jadi menyembelihnya? Gembala itu sudah memilih sapi terbaik yang kita miliki, tidak ada yang lebih baik dari yang satu ini.”
Aku mendekati sapi itu lagi, dan sapi itu masih mencucurkan air matanya yang membuatku semakin tidak tega. Akhirnya aku menyuruh si gembala untuk mengurbankannya. Gembalaku lebih tegar daripadaku, ia segera menyembelihnya. Tapi apa yang kulihat! Tidak ada segumpal daging pun di dalam tubuhnya, hanya kulit dan tulang. Karena kecewa, aku menyuruh si gembala untuk membawakanku seekor lembu yang gemuk. Tidak berapa lama gembalaku datang dan di tangannya seekor lembu yang gemuk yang tidak lain adalah anakku. Meskipun aku tidak tahu bahwa ia adalah anakku, namun ada perasaan aneh saat aku melihatnya. Lembu itu saat melihatku, berusaha melepaskan dirinya hingga tali yang mengikatnya lepas. Kemudian ia menubrukku, dan menjatuhkan badannya di kakiku, mengelus-eluskan kepalanya ke tubuhku, melenguh dan menangis memilukan sehingga aku tidak tega untuk membunuhnya. Aku meminta si gembala untuk mencarikanku lembu yang lain.
Ketika istriku melihatku membatalkan niat untuk mengurbankan lembu tersebut, dia mendekatiku dan berkata: "Kurbankanlah lembu itu! Dia sangat gemuk, dan ini adalah lembu terbaik yang kita miliki!"
Sekali lagi aku mencoba untuk menyembelihnya. Tapi tatapan mata lembu itu begitu memilukan sehingga pisau yang kupegang pun terjatuh. Akhirnya aku memutuskan untuk memberikan lembu itu pada si gembala.
Keesokan harinya, gembala itu datang menemuiku dengan sebuah cerita aneh.
'Tuanku aku memiliki seorang anak gadis yang mempelajari ilmu sihir. Kemarin ketika tuan memberiku seekor lembu, aku membawanya ke hadapan anakku. Saat dia melihatnya, dia menutupi mukanya dan tertawa, namun beberapa saat kemudian ia menangis. Aku bertanya kenapa ia seperti itu.
"Ayahku sayang, lembu yang kau bawa itu adalah anak tuan kita. Aku tersenyum padanya karena gembira melihatnya masih hidup dan aku menangis karena ia mengatakan bahwa ibunya telah disembelih dalam perayaan kurban. Mereka berubah wujud karena istri tuan telah menyihir mereka.”
Itulah yang dikatakan anakku tuan,’ kata si gembala.
Bayangkan oh Jin, betapa terkejutnya aku mendengar perkataan si gembala. Aku langsung berlari ke rumah si gembala. Anak gadisnya menyambutku dan mencium tanganku, dan lembu yang sedang bersamanya mendatangiku.
"Wahai gadis, benarkah lembu ini adalah anakku?"
"Ya, dia adalah anak tuan. Belahan hati tuan," katanya.
"Wahai gadis, jika kau bisa mengembalikan wujudnya aku akan memberikan semua hartaku padamu,"
"Tuanku, aku tidak tertarik dengan hartamu. Aku akan mengembalikan wujudnya dengan dua syarat: pertama, ijinkanlah aku menikah dengan anak tuan dan yang kedua, ijinkan aku menghukum istri tuan atas perbuatannya," katanya.
”Aku setuju dengan syaratmu yang pertama, bahkana aku akan memberikan hartaku untukmu dan mengelolanya bersama anakku. Aku juga setuju dengan syarat yang kedua, tapi saya mohon janganlah kau bunuh ia. Lakukanlah seperti yang telah ia lakukan kepada anakku, dan biarkan aku yang mengurusnya,” kata saudagar.
Maka gadis itu mengambil segelas air dan merapalkan mantra. Lalu dipercikannya air itu ke tubuh si lembu sambil berdoa:'Jika Alloh memang menciptakanmu sebagai seekor lembu, maka tetaplah menjadi lembu. Tetapi jika kau menjadi lembu karena pengaruh sihir, atas ijin Alloh kembalilah ke wujudmu yang asli!". Dan WUZZ dalam sekejap dia berubah kembali menjadi anakku.
“Anakku!” teriakku. Aku memeluknya dan menangis, memohon maaf karena tanpa sengaja telah membunuh ibunya. Anakku memaafkanku.
“Oh anakku, Alloh telah mengirim gadis ini untuk menolong kita dan menolonmu dari pengaruh sishir yang jahat. Maukah kau menikahinya? Seperti yang telah aku janjikan kepadanya?” tanyaku.
“Anakku dengan senang hati menerimanya sebagai istri, namun sebelumnya gadis itu menyihir istriku menjadi rusa seperti yang kau lihat sekarang oh Jin!. Nah jin itulah ceritaku, adakah kisah yang lebih menarik daripada kisahku?" kata Shekh yang pertama menagkhiri ceritanya.
"Cerita yang menakjubkan," kata jin. Maka jin lalu mengampuni sepertiga nyawa saudagar.
“Segera setelah Syekh yang pertama mengakhiri ceritanya,” lanjut Sheherazade, “syekh yang kedua maju dan berkata, ‘Wahai Jin, ijinkan aku menceritakan kisahku, dan kisah anjing-anjing yang menyertaiku. Aku yakin kisahku jauh lebih menarik daripada kisah kedua saudaraku ini. Tapi jika aku menceritakannya, maukah kau mengurangi sepertiga lagi hukumanmu kepada saudagar?’
“Baiklah, asalkan ceritamu lebih menarik dari kisah rusa ini!” kata Jin.
“Tentu,” kata Syekh yang kedua. Dan ia pun memulai ceritanya….

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Free Online Advertisement

Free Online Advertisement

Name *
Email *
Title Ads
Your Ads
Upload a File *
Website
Image Verification
captcha
Please enter the text from the image:
[Refresh Image] [What's This?]